Selasa, 17 Mei 2011

HIJRAH??? :)



Pernah baca buku Negeri 5 Menara?? hmmm.. kayaknya kamu2 musti baca tuh buku deh. inspiratif banget, bikin kita sadar akan banyak hal, dan lucu.. :)
salah satu hal yang paling saya suka adalah pembahasan masalah Hijrah. yap..Hijrah.. klo jaman dulu, Hijrah sering diartikan menempuh perjalanan jaaaaauuuuhhhhh banget... naik unta dan berpeluh-peluh demi menegakkan kebenaran. tapi klo untuk jaman sekarang, ya ga segitunya kali.. kan udah ada mobil, pesawat, dan sebagainya.. Mungkin kalo jaman sekarang tuh lebih kepada pergi mengejar cita-cita demi impian yang ingin kita capai. Ke luar negeri, ke luar kota, ataupun ke luar angkasa kalo bisa. Kalau di buku Negeri 5 Menara itu sendiri mengisahkan anak tanah Minang yang disekolahkan di Pondok Madani oleh orang tuanya.. Perasaan takut dan gelisah akan apa yang akan dihadapinya berkecamuk di pikiran anak yang baru lulus SMP ini.. tapi setelah semua dijalani, pengalaman demi pengalaman menarik dirasakan si anak. bayangkan kalau dia menuruti rasa takutnya! pasti tidak ada pengalaman semenarik pengalamannya saat itu dan buku hebat ini tak pernah tercipta. lagipula kata Imam Syafi'i " Merugilah orang yang selalu berdiam di kampung halaman dan tidak mencoba mencari pengalaman (berhijrah). Air yang menggenang di tempat yang sama dalam waktu yang lama akan menjadi rusak, namun air yang baik adalah air yang mengalir dan meninggalkan tempat asalnya"

dari cerita itu bisa kita simpulkan.. bermimpi setinggi-tingginya hingga mencoba peruntungan ke luar negeri tidak akan pernah salah. karena mimpi itu adalah suatu alat yang membuat kita bisa maju. Jika kita tidak bisa langsung menuju ke tempat yang kita inginkan, mungkin Tuhan ingin mengantarkan kita menuju ke tempat yang kita butuhkan dan dengan melalui jalan yang lebih berliku dan lebih variatif. Hijrah deh.. siapa tau kita bisa menemukan sesuatu yang baru dan seru. gak harus ke luar negeri kalo memang kita belum mampu sekarang, coba dengan hal-hal kecil. misalnya melakukan sesuatu di luar kebiasaan. ikut klub-klub baru yang menyenangkan. karena terkadang kita tidak tahu apa rencana Tuhan dibalik semua itu..

don't be sad if you couldn't reach your dream right now and fell to the wrong hole (according to you). do the best for now on.. who knows,, one day you'll be the best in this hole..
Grab every opportunity in front of you.. Agnes said "Dream, Believe, Make it Happen"

ayoo kita hijrah!!!! =)

4 komentar:

  1. saya pernah baca buku ini. Satu hal yg menarik adalah dari murid itu ada yang ingin menghafal al-qur,an ( Lupa namanya ). Tapi saat setengah perjalanan ada kabar neneknya kalo gag salah sakit keras. Padahal beliau dari kecil sudah lama merawat dia. lalu apa yang terjadi ? dia memutuskan untuk keluar dari sekolah dan merawat neneknya,padahal saat itu hafalannya juga sudah lumayan banyak. hingga banyak keajaiban yg dia dapat saat mendapatkan pilihan itu



    jadi apa yang dapat diambil?
    "kadang sebagian manusia berpikir mimpi yang tercapai adalah suatu kebahgiaan. Tapi,kebanyakan mereka lupa. apakah kebahagiaan itu kelak menular kepada orang di sekitar atau hanya dirinya sendiri yang merasakan :)"


    bob marley says : in the bright future you can forget ur past

    BalasHapus
  2. bener banget mas rasta.. akhir2 ini saya juga menyadari bahwa kesuksesan tidak harus ditandai dengan limpahan emas dan berlian. pergi ke tempat yang jauh juga belum tentu membawa kebahagiaan.. terkadang Allah akan membawa kita ke tempat itu dengan memampirkan kita ke tempat lain dulu dan baru membawa kita ke tempat tujuan kita "tepat" pada waktunya.. by the way.. mas rasta ini blognya juga sangat menginspirasi lho.. cendol deh Gan.. :)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Berbagi Pengalaman dari Pulau Seberang

    Setelah empat hari berlibur ke Kalimantan, termasuk perjalanan darat sejauh 220km dari Sampit ke Palangka Raya, yang tak luput dari pengamatan saya adalah kehidupan penduduk di sana. Penduduk di sana mulai dari warga lokal hingga warga pendatang. Saya amati banyak penduduk yang masih hidup dalam taraf pra-sejahtera. Namun dari sekian penduduk yang kurang mampu, terdapat pula beberapa orang yang sukses. Intinya satu, bahwa siapa yang mau bekerja keras dan berusaha, dialah yang akan menuai hasilnya. Tanpa mengesampingkan peran warga lokal, rata-rata orang yang meraih sukses di sana adalah penduduk pendatang yang merantau ke sana. Merantau, bekerja keras, berusaha, lalu meraih kesuksesan. Itulah kata-kata kunci mereka. Iya, merantau, merantau=hijrah.

    Banyak kalangan di antara kita yang ingin merantau ataupun hijrah ke tempat yang lebih makmur (baca: luar negeri) untuk mendapatkan materi yang lebih banyak jika dibandingkan di tempat asalnya. Rata-rata mereka yang ingin hijrah ke luar negeri beralasan ingin mengejar mimpi mereka, meraih kesuksesan, mendapat materi yang melimpah, dan pada akhirnya bermuara pada kebahagiaan.

    Kalau kita perhatikan, dari dua paragraf yang telah saya paparkan di atas, keduanya membahas tentang merantau atau hijrah. Tapi ada satu hal yang berbeda. Pada paragraf pertama, orang-orang tersebut hijrah dari dari daerah yang cukup makmur ke daerah yang kurang makmur (ditinjau dari aspek perekonomian). Sedangkan pada paragraf kedua, orang-orang tersebut hijrah ke tempat yang lebih makmur.

    Seandainya saya boleh berpendapat, orang-orang perantau sebagaimana disebutkan pada paragraf pertama jauh lebih luar biasa jika dibandingkan dengan perantau pada paragraf kedua. Mereka berani untuk hijrah dari tempat tinggalnya dengan berbagai resiko untuk merantau ke tempat yang secara perekonomian jauh tertinggal. Di sana mereka membangun perekonomian, mulai dari usaha mikro hingga membuka perkebunan kelapa sawit. Meskipun dari segi penghasilan yang diperoleh masih lebih rendah dan dari sisi gengsi juga masih kalah jika dibandingkan dengan orang-orang yang hijrah ke luar negeri, orang-orang yang hijrah ke daerah tertinggal tersebut jauh lebih mulia.

    Orang-orang yang hijrah ke negeri makmur kebanyakan bekerja menjadi karyawan di perusahaan multinasional dengan gaji menggiurkan. Berbeda dengan orang-orang perantau yang saya jumpai di Sampit hingga Palangka Raya. Mereka memulai usaha dari nol, hingga sukses seperti sekarang. Sebagai contoh, ada salah satu perantau yang memulai mimpinya dengan bekerja di sebuah peternakan. Kini beliau berprofesi sebagai pejabat eselon II di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur. Di samping itu, beliau juga memiliki puluhan ekor sapi serta beberapa hektar kebun karet. Secara tidak langsung beliau juga membantu perekonomian masyarakat di sekitarnya, Karena dalam proses pemeliharaan sapi serta proses penyadapan getah karet, beliau dibantu oleh beberapa karyawan yang berasal dari keluarga kurang mampu.

    Sekarang pilihan ada di tangan kita masing-masing. Menghimpun emas dan berlian dengan merantau negeri orang, atau membangun perekonomian di negeri sendiri untuk mencapai sebuah kebahagiaan. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat di sekitar kita. :)

    BalasHapus

Forward pesan whatsapp yg berharga untuk saya

Beberapa waktu lalu di grup chat keren saya,ada tulisan yg menggugah hati. Tak pantas rasanya kalau tak saya bagi. Monggo kawan2.. Silahkan ...